Penayangan bulan lalu

Jumat, 29 Juni 2012

contoh proposal metodologi pendidikan pendidikan luar sekolah


I.                 JUDU
“PENGARUH KESESUAIAN BmIDANG KEAHLIAN PAMONG BELAJAR  DENGAN MATA PELAJARAN YANG DIAJARKAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR WARGA BELAJAR PROGRAM PAKET C DI SKB UNGARAN.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

II.                LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendidikan, baik pendidikan formal, pendidikan non formal maupun informal.
Tujuan pendidikan nasional yang hendak dicapai bangsa Indonesia telah tertuang dalam GBHN, yaitu : “Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan mandiri. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, wawasan keunggulan, kesetiakawanan sosial, dan kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan” (GBHN RI 1998).
Untuk mewujudkan manusia Indonesia sesuai dengan GBHN diatas, maka pendidikan termasuk didalamnya pengajaran harus selalu ditingkatkan, baik dari segi kualitas dan pemerataannya.
Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang diharapkan, selalu ditempuh dengan jalan peningkatan mutu pengajar, penyempurnaan kurikulum, pemenuhan sarana prasarana juga harus mengefektifkan dan mendayagunakan komponen lain sebagai bagian integral dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu komponen dari sistem pendidikan itu adalah siswa atau warga belajar  yang merupakan subjek dari proses belajar dan pembelajaran.
Sebagai subjek didik dalam proses belajar, siswa sering mengalami berbagai hambatan yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang diharapkan. Jika hambatan itu tidak segera tertanggulangi bisa berakibat terjadinya kegagalan. Kegagalan belajar ini akan merugikan berbagai pihak, terutama pada anak didik itu sendiri. Kegagalan belajar dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi anak, baik yang merugikan diri sendiri maupun lingkungannya (TIM MKDK IKIP Semarang, 1996 : 1).
Dalam proses belajar, keberhasilan siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal).
Sebagai salah satu faktor eksternal, lingkungan siswa merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan siswa. Lingkungan siswa secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu : a). Lingkungan keluarga, b). Lingkungan sekolah, c). Lingkungan masyarakat. (Barnadib, 1982 : 118).
Diantara ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak disamping lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Sekolah merupakan tempat belajar kedua setelah keluarga. Di dalam sekolahlah orang dapat belajar, berlatih suatu ilmu dan memupuk rasa tanggungjawab.
Namun perlu diwaspadai bahwa lingkungan tempat manusia belajar itu tidak selalu dalam keadaan baik, artinya ada yang menguntungkan dan ada pula yang tidak menguntungkan. Di dalam sekolah, keberhasilan seorang siswa juga dipengaruhi oleh professional dan tidaknya guru dalam mengajar.
Keberhasilan atau kompetensi lulusan siswa-siswi SMK Negeri 4 Semarang juga bergantung pada keprofesionalan dan kesesuaian pengajar terhadap mata pelajaran yang diajarkan.

III.             PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan yang muncul adalah :
1.      Sejauh mana keprofesionalan mengajar pamong belajar SKB Ungaran ?
2.      Seberapa besar pengaruh kesesuaian bidang keahlian pamong belajar/ guru  dengan mata pelajaran yang diajarkan terhadap hasil belajar warga belajar program paket c di SKB Ungaran ?




IV.             TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mengetahui sejauh mana keprofesionalan mengajar pamong belajar SKB Ungaran.
2.      Untuk mengetahui dan membandingkan seberapa besar pengaruh kesesuaian bidang keahlian pamong belajar dengan mata pelajaran yang diajarkan terhadap hasil belajar warga belajar program paket C di SKB Ungaran.

V.                KEGUNAAN PENELITIAN
Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia pendidikan . manfaat yang peneliti harapkan :
a.       Sebagai input bagi SKB, khususnya para pamong belajar agar dapat meningkatkan keprofesionalan dalam mengajar.
b.      Sebagai bahan pertimbangan bagi SKB dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
c.       Sebagai tambahan wawasan penulis dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon Pamong belajar/pengajar.
           
VI.             PENEGASAN ISTILAH
1.      Prestasi Belajar
Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh warga belajar SKB ungaran program paket C tahun pembelajaran 2011/2012 yang ditunjukkan dengan nilai akhir yang diberikan oleh guru.
2.      Pamong belajar
3.      Warga belajar
Warga belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah warga belajar program paket C di SKB Ungaran tahun pembelajaran 2011/2012.




VII.          LANDASAN TEORI
A.     Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dipenuhi guru, yaitu keterampilan mengajar yang diharapkan agar guru dapat mengoptimalkan perannya di kelas. (Syaiful Bahri Djamari, 2000: 99).
Guru profesional dituntut mampu mengaitkan kemampuan yang telah dimiliki dan akan dipelajari oleh siswa, yaitu diantaranya keterampilan dalam pembelajaran di kelas (Catharina Tri Anni, 2004: 13). Beberapa keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh guru adalah: (Syaiful Bahri Djamari, 2000: 99)
1.      Keterampilan Memberi Penguatan (renforcement()
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal adanya “hadiah” orang yang menyelesaikan program sekolahnya hadiahnya adalah ijazah. Pemberian hadiah tersebut secara psikologis akan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang yang menerimanya. Demikian juga halnya dengan pemberian hukuman yang diberikan seseorang karena telah mencontek. Baik pemberian hadiah maupun pemberian hukuman merupakan respon seseorang kepada orang lain karena perbuatannya. Pemberian respon yang demikian dalam proses interaksi edukatif disebut “pemberian penguatan” karena hal tersebut akan membantu sekali dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, pengubahan tingkah laku siswa (behaviour modification) dapat dilakukan dengan pemberian penguatan.
a.       Penggunaan di dalam kelas
Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan di dalam kelas adalah untuk:
-          Meningkatkan perhatian dan membantu siswa belajar;
-          Memberi motivasi pada siswa;
-          Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku siwa yang mengganggu.
b.      Aplikasi
Pemberian aplikasi penguatan dapat dilakukan pada saat:
-          Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya;
-          Siswa sedang belajar;
-          Menyelesaikan hasil kerja (setelah penuh atau menyelesaikan format).
c.       Pola penguatan
Pola dasar pemberian penguatan adalah pola berkesinambungan  dan pola sebagian sebagian, guru sebaiknya berhati-hati dalam memilih pola penguatan terhadap seorang siswa sebagai individu sebagai anggota kelompok.
d.      Komponen pemberian penguatan
Dalam pemberian penguatan, diperlukan sebagai komponen keterampilan yang tepat, komponen tersebut yaitu:
-          Penguatan verbal
-          Penguatan gestural
-          Penguatan kegiatan
-          Penguatan mendekati
-          Penguatan sentuhan
-          Penguatan tanda
e.       Prinsip penggunaan
Empat prinsip yang harus diperhatikan oleh pamong belajar/guru dalam memberi penguatan pada siswa adalah sebagai berikut:
-          Hangat dan antusias
-          Hindari penggunaan penguatan negatif
-          Penggunaan bervariasi
-          Bermakna
2.      Keterampilan Bertanya
Bagaimanapun tujuan pendidikan, secara universal guru akan selalu menggunakan keterampilan bertanya kepada siswanya. Dengan demikian, guru tidak hanya akan belajar bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga belajar bagaimana pengaruh belajar dalam kelas.
a.       Penggunaan keterampilan bertanya dasar
-          Tujuan
1)      Meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap satu topik;
2)      Mengembangkan belajar secara efektif;
3)      Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu
4)      Menstimulasi siswa untuk bertanya pada diri sendiri ataupun pada orang lain
5)      Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
b.      Penyusunan kata-kata
Untuk membantu merespon pertanyaan pamong belajar, pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang cocok dengan tingkat perkembangan kelompok.
c.       Struktur
d.      Pemusatan
Ada dua aspek yang dapat diambil dari komponen pemusatan ini. Pertama terhadap ruang lingkup pertanyaan yang luas (terbuka) atau sempit. Aspek kedua ialah pemusatan terhadap jumlah tugas, siswa sebagai akibat dari pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang dipusatkan untuk satu tugas dengan demikian akan menjadi jelas spesifikasi tugas yang diharapkan dari siswa.
e.       Pindah gilir
Bila guru menghendaki tetap ada perhatian penuh dari siswa dan meminta beberapa siswa untuk merespon, pamong belajar  dapat menggunakan teknik bertanya bergilir.
f.       Distribusi
Untuk melibatkan siswa langsung dalam pelajaran, disarankan pendistribusian pertanyaan secara random selama proses belajar mengajar berlangsung.
g.       Pemberian waktu